PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DAN TAKTIK PERSONEL LINTAS UDARA MENGGUNAKAN PARAMOTOR GUNA MENGHADAPI TANTANGAN
TUGAS DI MASA
MENDATANG
Seperti
kita ketahui Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang sangat luas dan terdiri
dari ribuan pulau. Hal ini mendorong adanya penyesuaian antara taktik dan
strategi pertahanan yang digunakan berkaitan dengan modernisasi alutsista yang
dimiliki maupun aspek ancaman yang dapat timbul dari wilayah darat, laut maupun
udara. Bagi Satuan-satuan yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia perlu menyesuaikan antara organisasi dan taktik
strategi yang digunakan serta kemampuan satuan itu sendiri bila disesuaikan
dengan jenis ancaman yang timbul dan tipologi wilayah dimana satuan tersebut
berada. Kuat
dan lemahnya kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa
dilihat dari kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) angkatan
bersenjatanya. Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista
suatu negara, menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Superpower Amerika
Serikat di dunia selain didukung oleh kekuatan ekonominya selama bertahun-tahun
pasca Perang Dunia II, tentunya didukung pula oleh kemampuan alutsista
militernya.
Demikian juga dengan salah satu komponen
pertempuran TNI AD, yaitu satuan Lintas Udara (Linud) yang secara organisasi
berada dibawah Kostrad. Sama halnya dengan satuan-satuan Linud (Airborne)
lain di dunia, satuan Linud kita sampai dengan saat ini juga masih menjadi
pilihan utama dalam rangka menyelesaikan berbagai tugas, pertempuran maupun
tugas kemanusiaan. Dari operasi lawan insurjensi sampai dengan operasi
pengamanan perbatasan darat RI; dari operasi penanggulangan terhadap bencana
alam, sampai dengan operasi pemeliharaan perdamaian dunia. Ini semua menjadi
bagian dari spektrum penugasan satuan Linud. Karakteristik satuan Linud adalah
satuan tempur yang dapat dikerahkan secara cepat untuk mencapai lokasi-lokasi
yang jauh dan sulit untuk ditempuh satuan-satuan manuver darat lainnya.
(Bujuklap Linud 2005). Hal ini dimungkinkan karena memang satuan Linud dilatih
dan dilengkapi untuk melaksanakan pemindahan pasukan melalui udara serta
penerjunan dan atau pendaratan dalam jumlah yang besar.
Menyikapi hal ini maka dalam rangka kesiapan operasional satuan Brigif Linud dalam mendukung
tugas pokok dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi
maka dituntut setiap prajurit lintas udara perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi setiap tugas yang diberikan, maka jargon bersama
Tuhan menyerbu dari langit, di kembangkan dengan pengoperasian paramotor
sebagai sarana pencapaian tugas pokok satuan di basis maupun di daerah
operasi. Penggunaan paramotor sangat
cocok digunakan untuk mendukung tugas satuan lintas udara, antara lain untuk
evakuasi SAR, pemotretan udara, mendorong bantuan logistik dan bisa digunakan
untuk latihan terjun free fall.
Pengembangan penggunaan paramotor dirasa sangat potensial
dalam mendukung tugas pokok satuan lintas udara karena bentuk paramotor yang
ringan dengan akselerasi dan kemampuan terbang yang baik jika dioptimalkan
bukan tidak mungkin akan dapat mendukung tugas pokok yang diembannya di matra
darat. Namun minimnya jumlah unit mesin
paramotor dan parasut paramotor maupun kondisi material pendukung paramotor ini
masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan. Selain itu kemampuan teknik maupun
taktik dari para personel awak dari satuan juga perlu ditingkatkan dalam
mengoperasionalkan, kesiapan personel ini meliputi kemampuan teknik dan taktis
penggunaannya serta tata cara pemeliharaannya sehingga dapat digunakan secara
optimal.
Sebagai Komponen Utama pertahanan negara personel Lintas udara terkait
modernisasi di bidang Alutsista seperti penggunaan paramotor sebagai penunjang
tugasnya maka sumber daya manusia TNI disiapkan dengan memenuhi
kecukupan jumlah personel setiap matra yang diwujudkan dalam kondisi terdidik
dan terlatih dengan baik. Indikator personel yang terdidik
dan terlatih dengan baik adalah memiliki penguasaan lapangan yang tinggi,
memiliki penguasaan operasional dan perawatan peralatan perang modern,
penguasaan terhadap doktrin dan didukung organisasi TNI yang solid namun
fleksibel dalam menghadapi perubahan. Bertolak
dari latar belakang di atas untuk mewujudkan sistem dan metode yang efektif dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi alutsista
khususnya penggunaan paramotor secara maksimal sehingga diperlukan suatu cara bagaimana meningkatkan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas
Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang.
Adapun Maksud dan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang Kemampuan Teknik Dan Taktik
Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di
Masa Mendatang serta sebagai bahan masukan
bagi Komando Atas maupun komandan satuan agar dapat diefektifkan lagi masalah Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan
Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang, berupa Peningkatan
Kemampuan Teknik dan Taktis Personel, Peranan Dansat dalam meningkatkan
kemampuan personel serta Peningkatan pengadaan
Alutsista.
Paramotor sebagai wujud
pengembangan alutsista di bidang pertahanan
Seperti
kita ketahui UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 menjelaskan bahwa tugas pokok TNI AD
adalah menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan dari
segala ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Meningkatnya
kemampuan pertahanan negara ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kesiapan
alutsista, diantaranya adalah penggunaan paramotor yang digunakan satuan lintas udara
dalam menunjang tugas pokoknya.
Keberadaaan
alutsista dalam sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara,
untuk melindungi wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai
untuk mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Alutsista bahkan bisa
berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Sebuah
lembaga yang meneliti kekuatan militer negara di dunia, Global Firepower
menempatkan kekuatan militer Indonesia berada pada posisi ke-19 dunia pada
tahun 2015.[1] Adapun beberapa pertimbangan strategis
pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, adalah untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara
yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer
maupun skala penangkalan. Pertimbangan strategis lain adalah merupakan
perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan
politik-ekonomi dan pertahanan militer dan realisasi Revolution in Military
Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan
minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara
berdasarkan keputusan politik.
Memang kondisi pertahanan suatu negara
tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari kondisi alat utama sistem
persenjataan (alutsista) angakatan bersenjatanya. Semakin kuat, canggih,
modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara, menunjukan semakin kuat
pula pertahanannya. Dengan kata lain, pertama dampak dengan semakin modernisasi alusista TNI yaitu
semakin kuatnya peralatan dan kekuatan militer Indonesia. Namun, harus
diimbangi pula dengan SDM yang berkualitas serta regulasi yang tepat untuk
mengaturnya. Kedua, kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI
dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman (milter dan non
militer) akan terjaga dan terlindungi. Alutsista
sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk melindungi
wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk mencakup
seluruh wilayah negara tersebut. Ketiga, alutsista bahkan bisa
berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Modernisasi alutsista dapat menaikkan posisi dan peran
Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan Internasional.
Paramotor adalah pengembangan dari paralayang, sederhananya adalah paramotor tidak jauh berbeda
dengan paralayang hanya saja menggunakan motor atau mesin dan dilengkapi
baling-baling. Bahkan menggunakan bahan bakar yaitu bensin yang dapat membuat
durasi terbang bisa lebih lama dan tinggi. Jika Anda terbang selama satu jam
misalnya, dan menggunakan mesin 125 cc, dibutuhkan bensin sebanyak 3 liter.
Kemudian untuk take off pun tidak memerlukan tempat dari ketinggian ataupun
landai hanya saja dibutuhkan tekanan angin yang cukup. Dalam perkembangannya
ada dua macam metode yang digunakan untuk take off yaitu foot launch dan wheel
launch, dimana wheel launch digunakan untuk paramotor yang menggunakan roda dan
tempat duduk. Pengembangan
penggunaan paramotor dirasa sangat potensial dalam mendukung tugas pokok satuan
lintas udara karena bentuk paramotor yang ringan dengan akselerasi dan
kemampuan terbang yang baik jika dioptimalkan bukan tidak mungkin akan dapat
mendukung tugas pokok yang diembannya di matra darat. Namun minimnya jumlah
unit mesin paramotor dan parasut paramotor maupun
kondisi material pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung
perkembangan paramotor di satuan.
Paramotor memiliki komponen yang terdiri dari mesin dua tak,
baling-baling, tempat duduk dan parasut serta ada beberapa kapasitas mulai dari
125 cc, 200 cc hingga 300 cc. Menghidupkan paramotor sama halnya seperti
menyalakan sepeda motor dan kompresor, yaitu dengan starter atau engkol. Berat
kosong mulai dari 25 hingga 30 kg. Setelah mesin dirangkai dengan komponen
lainnya, paramotor yang sudah dinyalakan ditempel di punggung. Teknisnya ketika
akan take off, harus menekan tuas (handle) gas yang ada di tangan. Tujuannya
untuk memancing agar baling-baling bertambah cepat yang kemudian membantu
mengembangkan parasut. Lalu setelah berada di angkasa, putaran baling-baling
berfungsi menentukan kecepatan. Layaknya seperti terjun parasut, tangan juga
bertugas mengatur keseimbangan dan mengendalikan parasut. Tantangannya adalah
ketika mesin mati, janganlah panik. Kendalikan parasut hingga menemukan tempat
landing yang tepat.[2]
Manfaat paralayang dan paramotor bagi
prajurit dapat digunakan sebagai sarana mobilisasi, infiltrasi, pendistribusian
logistik, pengambilan foto udara, pengintaian udara, observasi wilayah,
pencarian personil atau materiil atau bahkan pembebasan tawanan melalui udara,
Selain itu di bidang olahraga juga dapat digunakan sebagai pemicu prestasi prajurit
untuk menjadi atlit-atlit paralayang dan paramotor yang dapat membawa nama baik
satuan maupun bangsa dan negara.
Peningkatan Kemampuan Teknik dan Taktis Personel
Dalam menghadapi tantangan global
dalam bidang pertahanan ke depan khususnya dengan makin modernnya alutsista ini
perlu kiranya dipahami arti dari Profesionalisme Militer adalah militer yang
mempunyai pengetahuan, pendidikan, kemampuan, ketrampilan serta tanggung jawab
di bidang pertahanan dan keamanan negara dari ancaman luar dan dalam negeri.
Sehingga untuk dapat mewujudkan profesionalisme seperti yang dimaksud
maka dibutuhkan seorang prajurit yang memiliki daya tempur yang handal,
menguasai teknologi akibat modernisasi alutsista baik dari sisi peranti keras
dan lunak sesuai dengan keahlian yang disandangnya serta ditunjang dengan daya
nalar / pikir yang baik sehingga mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan
dengan baik dan benar. Oleh karena itu sudah selayaknya menyangkut Peningkatan
kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan penggunaan alutsista yang
semakin modern ini mulai dilakukan pembenahan-pembenahan dan bentuk pembenahan
ini akan lebih mudah jika dimulai dari pembenahan personelnya, karena pada
dasarnya personel-lah yang menggerakkan organisasi.
Terkait dengan penggunaan paramotor guna
menunjang tugas satuan lintas udara ini Dalam Menghadapi Tantangan Global
maka diperlukan peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan
penggunaan paramotor sebagai alutsista langkah yang dilakukan adalah : Pertama,
Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD. Pembentukan Profesionalisme
prajurit khususnya dalam pembinaan di bidang penggunaan paramotor sebagai
sarana penunjang tugas pokok ini dapat dibentuk melalui lembaga-lembaga
pendidikan yang ada mulai Introductory Student Pilot Course, Extended Course hingga, Pilot-Rating 1
(PL-1) Course selanjutnya di lakukan pembinaan di satuan dan
diaplikasikan. Di bidang latihan dengan mengadakan latihan Paramotor yang
memuat beberapa materi pengetahuan tentang air law ( hukum udara), weather for
paragliding, pengenalan peralatan dan perlengkapan paralayang/paramotor serta
materi ketrampilan seperti; ground training paralayang dan paramotor, alphine
launch, reverse launch, terbang tandem flight, first jump paralayang/paramotor,
terbang hutan gununguntuk paralayang dan terbang di udara untuk paramotor. Kedua, Peranan Dansat dalam meningkatkan
kemampuan personel. Peran komandan
satuan dalam peningkatan kemampuan SDM yang ada di satuan menjadi hal yang
sangat mutlak dilakukan karena hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan tugas
yang akan diawaki oleh personel tersebut. Peningkatan SDM yang ada disatuan
bisa dilakukan dengan kebijakan dansat untuk mengusulkan pengiriman personel ke
luar negeri maupun dengan melakukan penataran dan kursus-kursus yang menyangkut
tentang penguasaan materiil yang menggunakan high technologi. Dalam
peningkatan kemampuan SDM dapat juga dilakukan dengan mengikut sertakan
personel kita dalam latihan brigade gabungan sehingga kita nantinya akan dapat
merasakan bagaimana suasana latihan dalam memberikan dukungan tersebut.
Menghadapi tantangan tugas kedepan terkait dengan makin modernnya
alutsista khususnya dalam penggunaan paramotor sebagai penunjang dalam
menghadapi tugas personel lintas udara di masa depan maka peningkatan
sumberdaya manusia (SDM) prajurit di satuan merupakan sub sistem dari aspek
pembinaan satuan yang menjadi tanggung jawab pemimpin untuk membina dan
meningkatkan kualitas kemampuan prajuritnya bagi peningkatan kemampuan tempur satuan.
Sebagai seorang pemimpin para komandan satuan dituntut agar dapat berperan
sebagai seorang komandan, pelatih, guru, pembina, dan rekan seperjuangan yang
mempunyai kepedulian terhadap kemajuan kemampuan prajuritnya.
Terkait dengan tugas
untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
prajurit di satuannya sehingga nantinya dapat memaksimalkan penggunaan
paramotor terkait adanya alutsista yang semakin canggih maka komandan satuan
mempunyai peranan penting yang diantaranya adalah: Pertama, Komandan harus berpendirian
teguh,tegas dan bertanggung jawab, memiliki kualitas moral yang baik,
keterampilan dan kemampuan mengambil keputusan serta memberi
perintah,bijaksana dalam menggunakan wewenangnya serta senantiasa memelihara
kemampuan anak buahnya dengan baik. Sehingga prajurit akan selalu bersemangat
untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengoperasikan alutsista khususnya
penggunaan paramotor guna menunjang tugas pokoknya. Kedua, harus bisa berperan Sebagai guru yang harus selalu
memelihara dan meningkatkan pengetahuan bawahannya sesuai dengan perkembangan
dan pelaksanaan tugas yang dibebannya,memiliki kemampuan,kesabaran dan
ketenangan dalam mendidik dan melatih serta tulus dalam memberikan bantuan guna
mencapai keberhasilan dan kemajuan anggota dan satuannya dan
Ketiga, komandan sebagai seorang
pembina harus menguasai fungsi-fungsi pembinaan serta senantiasa berusaha
meningkatkan hasil guna dan daya guna untuk pencapaian tujuan. Disamping itu
harus memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam rangka memajukan satuan serta
lingkungannya sehingga mampu membawa kesejahteraan bagi anggotanya. Hakekat
pembinaan merupakan suatu proses mulai dari pemberian bimbingan, pengaturan dan
pengendalian dan pengawasan.
Wujud kepedulian para
komandan satuan dalam mempersiapkan anggota menghadapi kondisi alutsista yang
semakin modern ini adalah melalui penyelenggaraan pembinaan dalam bentuk
mengirim anggota ke kegiatan berupa kursus atau pelatihan menyangkut alutsista
yang akan diawakinya hal ini diharapkan akan dapat meminimalisir kesalahan
dalam pengoperasian sehingga pada masa mendatang satuan akan memiliki prajurit
yang handal dan cakap serta mampu bertempur secara efektif dan efisien di masa
mendatang.
Peningkatan pengadaan
Alutsista.
Masih
terbatasnya secara kuantitas maupun kualitas kemampuan peralatan pertahanan,
khususnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI menjadikan kemampuan pertahanan negara belum mampu secara
optimal menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan yang dapat mengganggu
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang memadainya kondisi dan jumlah alutsista, sarana
dan prasarana, serta masih kemampuan anggota TNI merupakan permasalahan yang
selalu dihadapi dalam upaya meningkatkan profesionalisme TNI. Meskipun belum
memenuhi kebutuhan minimal, namun upaya peningkatan kemampuan pertahanan
melalui kebijakan, strategi, dan perencanaan pertahanan telah mengarah kepada
pembentukan minimum essential force.
Makin Modernnya Alutsista
perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur serta
ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah pengadaan paramotor itu sendiri, hal-hal yang menonjol dalam hal ini bahwa saat ini satuan belum
memiliki mesin paramotor, trike launch , parasut paramotor , parasut
paralayang, dan kondisi material
pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di
satuan. Namun sebagai awal dapat diatasi dengan melaksanakan peminjaman parasut
paralayang dan parasut serta mesin paramotor kepada instansi lain maupun
perorangan yang memiliki mesin atau parasut paramotor dan paralayang.
Mengoptimalkan peran industri pertahanan nasional
Menghadapi kondisi tersebut, kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan peran industri pertahanan nasional dalam memenuhi
kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang dimiliki. Pemanfaatan produk-produk peralatan
militer dalam negeri secara optimal akan semakin meningkatkan kualitas riset
dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
produk-produk militer dalam negeri
terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok di bidang
pertahanan.
Sebagai penutup dalam Peningkatan
Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna
Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
diantaranya adalah adanya Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD
dalam meningkatkan kemampuan personel. Makin
Modernnya Alutsista perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik
bertempur serta ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah pengadaan paramotor
itu sendiri, hal-hal yang menonjol dalam hal ini bahwa saat
ini satuan belum memiliki mesin paramotor, trike launch , parasut paramotor ,
parasut paralayang, dan kondisi material
pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di
satuan. Adanya kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan peran industri pertahanan nasional dalam memenuhi
kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang dimiliki. Pemanfaatan produk-produk peralatan
militer dalam negeri secara optimal akan semakin meningkatkan kualitas riset
dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
produk-produk militer dalam negeri
terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok di bidang
pertahanan.
Sehingga saran guna Peningkatan Kemampuan Teknik
Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi
Tantangan Tugas Di Masa Mendatang adalah dikembangkan
berbagai model pendidikan maupun pembinaan latihan dengan lembaga lain yang
terkait dengan pengoperasian paramotor, guna membiasakan kerjasama dan
koordinasi agar personel lintas udara dapat meningkatkan kualitas latihan. Hal
lain yang tak kalah pentingnya adalah kesejahteraan personil pengawak alutsista
harus diperhatikan, hal ini dirasa sangat perlu karena tingginya semangat dari
para personil ini sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kesejahteraan yang
diterimanya, maka dari itu hendaknya pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan
para personel TNI AD secara nyata bukan hanya dalam bentuk lips service saja.
Demikianlah tulisan ini dibuat dalam
rangka terwujudnya Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas
Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang. Semoga tulisan ini
bermanfaat dalam kemajuan sistem pembinaan personel TNI AD.
Malang, 17 Agustus 2015
DIAN NUR HUDA, S.S.T.HAN., S.IP., S.SOS
LETNAN SATU INF. NRP. 11110011270589
Malang, 17 Agustus 2015
DIAN NUR HUDA, S.S.T.HAN., S.IP., S.SOS
LETNAN SATU INF. NRP. 11110011270589
Tidak ada komentar:
Posting Komentar