PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DAN TAKTIK PERSONEL LINTAS
UDARA MENGGUNAKAN PARAMOTOR GUNA MENGHADAPI TANTANGAN
TUGAS DI MASA
MENDATANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
TNI AD memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan
tugas TNI Matra Darat dibidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga
keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI
dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan Matra Darat serta melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dalam rangka menegakkan kedaulatan
Bangsa dan Negara, mengamankan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Di samping
itu TNI AD juga memiliki tugas-tugas dibidang pertahanan dengan melakukan Operasi
Militer untuk Perang dan Operasi Militer Selain Perang, membangun dan
mengembangkan kekuatan matra darat dengan mewujudkan penampilan postur Angkatan
Darat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan Angkatan Darat,
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.
Seperti
kita ketahui Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang sangat luas dan terdiri
dari ribuan pulau. Hal ini mendorong adanya penyesuaian antara taktik dan
strategi pertahanan yang digunakan berkaitan dengan modernisasi alutsista yang
dimiliki maupun aspek ancaman yang dapat timbul dari wilayah darat, laut maupun
udara. Bagi Satuan-satuan yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia perlu menyesuaikan antara organisasi dan taktik
strategi yang digunakan serta kemampuan satuan itu sendiri bila disesuaikan
dengan jenis ancaman yang timbul dan tipologi wilayah dimana satuan tersebut
berada.
Kuat dan lemahnya
kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari
kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) angkatan bersenjatanya.
Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara,
menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Superpower Amerika Serikat di dunia
selain didukung oleh kekuatan ekonominya selama bertahun-tahun pasca Perang
Dunia II, tentunya didukung pula oleh kemampuan alutsista militernya.
Keberadaaan alutsista
dalam sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk
melindungi wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk
mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Alutsista bahkan bisa berpengaruh
terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Sebuah lembaga
yang meneliti kekuatan militer negara di dunia, Global Firepower menempatkan
kekuatan militer Indonesia berada pada posisi ke-19 dunia pada tahun 2015.[1]
Adapun beberapa
pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, adalah untuk mewujudkan kekuatan dan
kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis
baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan. Pertimbangan strategis
lain adalah merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki
prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer dan realisasi
Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk
mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan
fungsi negara berdasarkan keputusan politik.
Memang kondisi
pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari kondisi alat
utama sistem persenjataan (alutsista) angakatan bersenjatanya. Semakin kuat,
canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara, menunjukan semakin
kuat pula pertahanannya. Dengan kata lain, pertama dampak dengan semakin modernisasi alusista TNI yaitu
semakin kuatnya peralatan dan kekuatan militer Indonesia. Namun, harus
diimbangi pula dengan SDM yang berkualitas serta regulasi yang tepat untuk
mengaturnya. Kedua, kedaulatan negara, keutuhan wilayah
NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman (milter dan non
militer) akan terjaga dan terlindungi. Alutsista
sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk melindungi
wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk mencakup
seluruh wilayah negara tersebut. Ketiga, alutsista bahkan bisa
berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Modernisasi alutsista dapat menaikkan posisi dan peran
Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan Internasional.
Namun jika tidak dibarengi dengan peningkatan kemampuan teknik dari
personel yang mengawakinya serta peningkatan kemampuan taktik kecabangan maka
semodern apapun alutsista yang dimiliki akan menjadi lemah dan tidak berguna.
Tidak dapat dipungkiri kita patut bangga karena di mata dunia Tentara Nasional Indonesia, bukanlah
tentara biasa jika pemenuhan alutsista yang berteknologi terkini dapat dimiliki
baik secara mutu dan jumlah lalu ditambah dengan kemampuan spartan yang
dimiliki prajurit TNI maka layaklah disebut pengawal republik kita bukan
tentara biasa.
Kita
patut bangga TNI telah memenuhi kesempurnaannya
sebagai tentara yang militan, patriotik, dan penuh semangat karena kurikulum
latihannya seperti itu. Jadi dampak dari semua jenis latihan yang dilakukan itu
pada dasarnya ingin menjelaskan bahwa tentara kita selalu bersemangat dalam
setiap penugasan baik untuk operasi militer perang dan operasi militer selain
perang. Namun perang
modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi lebih pada dukungan kekuatan
alutsista berteknologi. Jadi sangat lucu kalau ada pernyataan “yang penting
semangat” lalu mengabaikan pemenuhan kebutuhan alutsista. Perang abad 21 dan
seterusnya tidak lagi mengajarkan gelut antar tentara atau adu jotos antar
tentara atau adu pedang antar pasukan.
Cukup pencet tombol lalu meledaklah berbagai amunisi mulai dari peluru
kendali, bom dan artileri dari jarak jauh.
Demikian juga dengan salah satu komponen
pertempuran TNI AD, yaitu satuan Lintas Udara (Linud) yang secara organisasi
berada dibawah Kostrad. Sama halnya dengan satuan-satuan Linud (Airborne)
lain di dunia, satuan Linud kita sampai dengan saat ini juga masih menjadi
pilihan utama dalam rangka menyelesaikan berbagai tugas, pertempuran maupun
tugas kemanusiaan. Dari operasi lawan insurjensi sampai dengan operasi
pengamanan perbatasan darat RI; dari operasi penanggulangan terhadap bencana
alam, sampai dengan operasi pemeliharaan perdamaian dunia. Ini semua menjadi
bagian dari spektrum penugasan satuan Linud. Karakteristik satuan Linud adalah
satuan tempur yang dapat dikerahkan secara cepat untuk mencapai lokasi-lokasi
yang jauh dan sulit untuk ditempuh satuan-satuan manuver darat lainnya.
(Bujuklap Linud 2005). Hal ini dimungkinkan karena memang satuan Linud dilatih
dan dilengkapi untuk melaksanakan pemindahan pasukan melalui udara serta
penerjunan dan atau pendaratan dalam jumlah yang besar.
Menyikapi hal ini maka dalam rangka kesiapan operasional satuan Brigif Linud dalam
mendukung tugas pokok dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang mungkin
terjadi maka dituntut setiap prajurit lintas udara perlu memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam menghadapi setiap tugas yang diberikan, maka jargon
bersama Tuhan menyerbu dari langit, di kembangkan dengan pengoperasian
paramotor sebagai sarana pencapaian tugas pokok satuan di basis maupun di
daerah operasi. Penggunaan paramotor sangat
cocok digunakan untuk mendukung tugas satuan lintas udara, antara lain untuk
evakuasi SAR, pemotretan udara, mendorong bantuan logistik dan bisa digunakan
untuk latihan terjun free fall.
Paramotor adalah pengembangan dari paralayang, sederhananya adalah paramotor tidak jauh berbeda
dengan paralayang hanya saja menggunakan motor atau mesin dan dilengkapi
baling-baling. Bahkan menggunakan bahan bakar yaitu bensin yang dapat membuat
durasi terbang bisa lebih lama dan tinggi. Jika Anda terbang selama satu jam
misalnya, dan menggunakan mesin 125 cc, dibutuhkan bensin sebanyak 3 liter.
Kemudian untuk take off pun tidak memerlukan tempat dari ketinggian ataupun
landai hanya saja dibutuhkan tekanan angin yang cukup. Dalam perkembangannya
ada dua macam metode yang digunakan untuk take off yaitu foot launch dan wheel
launch, dimana wheel launch digunakan untuk paramotor yang menggunakan roda dan
tempat duduk.
Pengembangan penggunaan paramotor dirasa sangat potensial
dalam mendukung tugas pokok satuan lintas udara karena bentuk paramotor yang
ringan dengan akselerasi dan kemampuan terbang yang baik jika dioptimalkan
bukan tidak mungkin akan dapat mendukung tugas pokok yang diembannya di matra
darat. Namun minimnya jumlah unit mesin
paramotor dan parasut paramotor maupun kondisi material pendukung paramotor ini
masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan.
Selain itu kemampuan teknik maupun taktik dari para personel
awak dari satuan juga perlu ditingkatkan dalam mengoperasionalkan, kesiapan
personel ini meliputi kemampuan teknik dan taktis penggunaannya serta tata cara
pemeliharaannya sehingga dapat digunakan secara optimal. Peningkatan kemampuan
SDM yang ada di tiap satuan menjadi hal yang sangat mutlak dilakukan karena hal
tersebut berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan materiil yang akan diawaki oleh
personel tersebut. Peningkatan SDM dilakukan dengan pengiriman personel ke luar
negeri maupun dengan melakukan penataran dan kursus-kursus yang menyangkut
tentang penguasaan materiil yang menggunakan high technologi di
bidang penguasaan paramotor ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat tidak
sedikit kecelakaan yang terjadi akibat kurang menguasai alat yang diawaki
personel. Terkait dengan latar permasalahan yang ada maka penulis tertarik
untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik
Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di
Masa Mendatang”
2. Permasalahan
Sebagai Komponen Utama pertahanan negara personel Lintas udara terkait
modernisasi di bidang Alutsista seperti penggunaan paramotor sebagai penunjang tugasnya
maka sumber daya manusia TNI disiapkan dengan memenuhi kecukupan jumlah personel
setiap matra yang diwujudkan dalam kondisi terdidik dan terlatih dengan baik.
Indikator personel yang terdidik
dan terlatih dengan baik adalah memiliki penguasaan lapangan yang tinggi,
memiliki penguasaan operasional dan perawatan peralatan perang modern,
penguasaan terhadap doktrin dan didukung organisasi TNI yang solid namun
fleksibel dalam menghadapi perubahan. Sehingga
untuk mewujudkan sistem dan metode yang efektif dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi alutsista
khususnya penggunaan paramotor secara maksimal, serta penggunaan sumber daya
sesuai peruntukannya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana Peningkatan
Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna
Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
3. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Karya Tulis ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang Kemampuan
Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi
Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
b. Tujuan. Sebagai bahan masukan bagi Komando Atas maupun
komandan satuan agar dapat diefektifkan lagi
masalah Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas
Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
4. Ruang Lingkup. Ruang lingkup
penulisan ini dibatasi permasalahan mengenai Kemampuan
Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi
Tantangan Tugas Di Masa Mendatang dengan
tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Latar belakang pemikiran.
c. Pembahasan
d. Penutup
5. Metode dan Pendekatan. Metode yang
digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif dan
pendekatan studi kepustakaan.
a. Studi kepustakaan menghubungkan dengan teori-teori yang ada di
buku dikaitkan dengan permasalahan saat ini.
b. Metode
deskriptif Metode atau cara yang digunakan oleh
penulis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan, Metode
Pendekatan Deskriptif Analisis yaitu metode peristiwa kemudian dianalisa yang
akhirnya dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
6. Umum. UU TNI
Nomor 34 Tahun 2004 menjelaskan bahwa tugas pokok TNI AD adalah menegakkan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan dari segala ancaman baik dari
dalam maupun dari luar. Meningkatnya kemampuan pertahanan negara ditunjukkan dengan
semakin meningkatnya kesiapan alutsista, diantaranya adalah penggunaan paramotor yang digunakan satuan lintas udara
dalam menunjang tugas pokoknya.
7. Sekilas Tentang Paramotor
Paramotor adalah paralayang diberi
tambahan motor propeler sehingga pilot bisa melakukan terbang (take off) tanpa
harus melakukan lompatan (jumping) dari ketinggian, sebenarnya Paramotor adalah
olah raga yang memadukan petualangan dan wisata. Tentunya dibutuhkan keberanian
yang tinggi untuk menekuni olah raga ini. Di samping itu dibutuhkan skill untuk
mengendalikan parasut serta mesin atau motor yang berfungsi sebagai alat bantu
menjelajah.
Paramotor memiliki komponen yang terdiri
dari mesin dua tak, baling-baling, tempat duduk dan parasut serta ada beberapa
kapasitas mulai dari 125 cc, 200 cc hingga 300 cc. Menghidupkan paramotor sama
halnya seperti menyalakan sepeda motor dan kompresor, yaitu dengan starter atau
engkol. Berat kosong mulai dari 25 hingga 30 kg. Setelah mesin dirangkai dengan
komponen lainnya, paramotor yang sudah dinyalakan ditempel di punggung.
Teknisnya
ketika akan take off, harus menekan tuas (handle) gas yang ada di tangan.
Tujuannya untuk memancing agar baling-baling bertambah cepat yang kemudian
membantu mengembangkan parasut. Lalu setelah berada di angkasa, putaran
baling-baling berfungsi menentukan kecepatan. Layaknya seperti terjun parasut,
tangan juga bertugas mengatur keseimbangan dan mengendalikan parasut.
Tantangannya adalah ketika mesin mati, janganlah panik. Kendalikan parasut
hingga menemukan tempat landing yang tepat.[2]
Manfaat paralayang dan paramotor bagi
prajurit dapat digunakan sebagai sarana mobilisasi, infiltrasi, pendistribusian
logistik, pengambilan foto udara, pengintaian udara, observasi wilayah,
pencarian personil atau materiil atau bahkan pembebasan tawanan melalui udara,
Selain itu di bidang olahraga juga dapat digunakan sebagai pemicu prestasi prajurit
untuk menjadi atlit-atlit paralayang dan paramotor yang dapat membawa nama baik
satuan maupun bangsa dan negara.
BAB III
PEMBAHASAN
8. Peningkatan Kemampuan
Teknik dan Taktis Personel
Dalam menghadapi tantangan global
dalam bidang pertahanan ke depan khususnya dengan makin modernnya alutsista ini
perlu kiranya dipahami arti dari Profesionalisme Militer adalah militer yang
mempunyai pengetahuan, pendidikan, kemampuan, ketrampilan serta tanggung jawab
di bidang pertahanan dan keamanan negara dari ancaman luar dan dalam negeri.
Sehingga untuk dapat mewujudkan profesionalisme seperti yang dimaksud
maka dibutuhkan seorang prajurit yang memiliki daya tempur yang handal,
menguasai teknologi akibat modernisasi alutsista baik dari sisi peranti keras
dan lunak sesuai dengan keahlian yang disandangnya serta ditunjang dengan daya
nalar / pikir yang baik sehingga mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan
dengan baik dan benar. Oleh karena itu sudah selayaknya menyangkut Peningkatan
kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan penggunaan alutsista yang
semakin modern ini mulai dilakukan pembenahan-pembenahan dan bentuk pembenahan
ini akan lebih mudah jika dimulai dari pembenahan personelnya, karena pada
dasarnya personel-lah yang menggerakkan organisasi.
Terkait dengan penggunaan paramotor guna
menunjang tugas satuan lintas udara ini Dalam Menghadapi Tantangan Global
maka diperlukan peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan
penggunaan paramotor sebagai alutsista langkah yang dilakukan adalah:
Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD
Pembentukan Profesionalisme prajurit
khususnya dalam pembinaan di bidang penggunaan paramotor sebagai sarana
penunjang tugas pokok ini dapat dibentuk melalui lembaga-lembaga pendidikan
yang ada mulai Introductory Student Pilot Course, Extended Course hingga,
Pilot-Rating 1 (PL-1) Course
selanjutnya di lakukan pembinaan di satuan dan diaplikasikan.
Di bidang latihan dengan mengadakan
latihan Paramotor yang memuat beberapa materi pengetahuan tentang air law (
hukum udara), weather for paragliding, pengenalan peralatan dan perlengkapan
paralayang/paramotor serta materi ketrampilan seperti; ground training
paralayang dan paramotor, alphine launch, reverse launch, terbang tandem
flight, first jump paralayang/paramotor, terbang hutan gununguntuk paralayang
dan terbang di udara untuk paramotor.
Peranan Dansat dalam meningkatkan kemampuan personel
Peran
komandan satuan dalam peningkatan kemampuan SDM yang ada di satuan menjadi hal
yang sangat mutlak dilakukan karena hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan
tugas yang akan diawaki oleh personel tersebut. Peningkatan SDM yang ada
disatuan bisa dilakukan dengan kebijakan dansat untuk mengusulkan pengiriman
personel ke luar negeri maupun dengan melakukan penataran dan kursus-kursus
yang menyangkut tentang penguasaan materiil yang menggunakan high technologi.
Dalam peningkatan kemampuan SDM dapat juga dilakukan dengan mengikut sertakan
personel kita dalam latihan brigade gabungan sehingga kita nantinya akan dapat
merasakan bagaimana suasana latihan dalam memberikan dukungan tersebut.
Menghadapi tantangan tugas kedepan terkait dengan makin modernnya
alutsista khususnya dalam penggunaan paramotor sebagai penunjang dalam
menghadapi tugas personel lintas udara di masa depan maka peningkatan
sumberdaya manusia (SDM) prajurit di satuan merupakan sub sistem dari aspek
pembinaan satuan yang menjadi tanggung jawab pemimpin untuk membina dan
meningkatkan kualitas kemampuan prajuritnya bagi peningkatan kemampuan tempur
satuan. Sebagai seorang pemimpin para komandan satuan dituntut agar dapat
berperan sebagai seorang komandan, pelatih, guru, pembina, dan rekan
seperjuangan yang mempunyai kepedulian terhadap kemajuan kemampuan prajuritnya.
Terkait dengan tugas
untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
prajurit di satuannya sehingga nantinya dapat memaksimalkan penggunaan
paramotor terkait adanya alutsista yang semakin canggih maka komandan satuan
mempunyai peranan penting yang diantaranya adalah:
a. Komandan harus berpendirian teguh,tegas dan
bertanggung jawab, memiliki kualitas moral yang baik, keterampilan dan
kemampuan mengambil keputusan serta memberi perintah,bijaksana dalam
menggunakan wewenangnya serta senantiasa memelihara kemampuan anak buahnya
dengan baik. Sehingga prajurit akan selalu bersemangat untuk lebih meningkatkan
kemampuannya dalam mengoperasikan alutsista khususnya penggunaan paramotor guna
menunjang tugas pokoknya.
b. Komandan harus bisa berperan Sebagai guru yang harus selalu
memelihara dan meningkatkan pengetahuan bawahannya sesuai dengan perkembangan
dan pelaksanaan tugas yang dibebannya,memiliki kemampuan,kesabaran dan
ketenangan dalam mendidik dan melatih serta tulus dalam memberikan bantuan guna
mencapai keberhasilan dan kemajuan anggota dan satuannya.
c. Komandan sebagai seorang
pembina harus menguasai fungsi-fungsi pembinaan serta senantiasa berusaha
meningkatkan hasil guna dan daya guna untuk pencapaian tujuan. Disamping itu
harus memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam rangka memajukan satuan serta
lingkungannya sehingga mampu membawa kesejahteraan bagi anggotanya. Hakekat
pembinaan merupakan suatu proses mulai dari pemberian bimbingan, pengaturan dan
pengendalian dan pengawasan.
Wujud kepedulian para
komandan satuan dalam mempersiapkan anggota menghadapi kondisi alutsista yang
semakin modern ini adalah melalui penyelenggaraan pembinaan dalam bentuk
mengirim anggota ke kegiatan berupa kursus atau pelatihan menyangkut alutsista
yang akan diawakinya hal ini diharapkan akan dapat meminimalisir kesalahan
dalam pengoperasian sehingga pada masa mendatang satuan akan memiliki prajurit
yang handal dan cakap serta mampu bertempur secara efektif dan efisien di masa
mendatang.
9. Peningkatan pengadaan
Alutsista.
Masih
terbatasnya secara kuantitas maupun kualitas kemampuan peralatan pertahanan,
khususnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI menjadikan kemampuan pertahanan negara belum mampu secara
optimal menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan yang dapat mengganggu
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang memadainya kondisi dan jumlah alutsista, sarana
dan prasarana, serta masih kemampuan anggota TNI merupakan permasalahan yang
selalu dihadapi dalam upaya meningkatkan profesionalisme TNI. Meskipun belum
memenuhi kebutuhan minimal, namun upaya peningkatan kemampuan pertahanan
melalui kebijakan, strategi, dan perencanaan pertahanan telah mengarah kepada
pembentukan minimum essential force.
Makin Modernnya Alutsista
perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur serta
ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah pengadaan paramotor itu sendiri, hal-hal yang menonjol dalam hal ini bahwa saat ini satuan belum
memiliki mesin paramotor, trike launch , parasut paramotor , parasut
paralayang, dan kondisi material
pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di
satuan. Namun sebagai awal dapat diatasi dengan melaksanakan peminjaman parasut
paralayang dan parasut serta mesin paramotor kepada instansi lain maupun
perorangan yang memiliki mesin atau parasut paramotor dan paralayang.
Mengoptimalkan peran industri pertahanan nasional
Menghadapi kondisi tersebut, kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan peran industri pertahanan nasional dalam memenuhi
kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang dimiliki. Pemanfaatan produk-produk peralatan
militer dalam negeri secara optimal akan semakin meningkatkan kualitas riset
dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
produk-produk militer dalam negeri
terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok di bidang
pertahanan.
BAB IV
PENUTUP
13. Kesimpulan. Dari uraian
diatas dapat diambil kesimpulan dalam Peningkatan
Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna
Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
diantaranya adalah:
a. Terkait
dengan penggunaan paramotor guna menunjang tugas satuan lintas udara ini
Dalam Menghadapi Tantangan Global
maka diperlukan peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan
penggunaan paramotor sebagai alutsista langkah yang dilakukan adalah
Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD dan Dansat dalam
meningkatkan kemampuan personel dengan jalan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit
dihadapkan dengan alutsista terbaru sehingga dapat bertempur secara efektif dan
efisien di masa mendatang dengan jalan
mengirim anggota ke kegiatan berupa kursus atau pelatihan menyangkut alutsista
yang akan diawakinya hal ini diharapkan akan dapat meminimalisir kesalahan
dalam pengoperasian sehingga pada masa mendatang satuan akan memiliki prajurit
yang handal dan cakap serta mampu bertempur secara efektif dan efisien di masa
mendatang.
b. Makin Modernnya Alutsista perlu disinergikan dengan pengembangan
taktik dan teknik bertempur serta ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah
pengadaan paramotor itu sendiri, hal-hal
yang menonjol dalam hal ini bahwa saat ini satuan belum memiliki mesin
paramotor, trike launch , parasut paramotor , parasut paralayang, dan kondisi material pendukung paramotor ini
masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan
c. Adanya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan peran industri
pertahanan nasional dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah
yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang
dimiliki. Pemanfaatan
produk-produk peralatan militer dalam negeri secara optimal akan semakin
meningkatkan kualitas riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas produk-produk militer dalam negeri terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok
di bidang pertahanan.
10. Saran. Guna Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas
Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
a. Hendaknya dikembangkan
berbagai model pendidikan maupun pembinaan latihan dengan lembaga lain yang
terkait dengan pengoperasian paramotor, guna membiasakan kerjasama dan
koordinasi agar personel lintas udara dapat meningkatkan kualitas latihan.
b. Perang
modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi lebih pada dukungan kekuatan
alutsista berteknologi khususnya pada material paramotor harus di wujudkan
sehingga Indonesia akan semakin disegani.
c. Hal lain
yang tak kalah pentingnya adalah kesejahteraan personil pengawak alutsista
harus diperhatikan, hal ini dirasa sangat perlu karena tingginya semangat dari
para personil ini sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kesejahteraan yang
diterimanya, maka dari itu hendaknya pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan
para personel TNI AD secara nyata bukan hanya dalam bentuk lips service saja.
Malang, 17 Agustus 2015
DIAN NUR HUDA, S.S.T.HAN., S.IP., S.SOS
LETNAN SATU INF. NRP. 11110011270589
Tidak ada komentar:
Posting Komentar