Rabu, 19 Agustus 2015

KARMIL PARAMOTOR






PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DAN TAKTIK PERSONEL LINTAS UDARA MENGGUNAKAN PARAMOTOR GUNA MENGHADAPI TANTANGAN
TUGAS DI MASA MENDATANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Masalah
TNI AD memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan tugas TNI Matra Darat dibidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan Matra Darat serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dalam rangka menegakkan kedaulatan Bangsa dan Negara, mengamankan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Di samping itu TNI AD juga memiliki tugas-tugas dibidang pertahanan dengan melakukan Operasi Militer untuk Perang dan Operasi Militer Selain Perang, membangun dan mengembangkan kekuatan matra darat dengan mewujudkan penampilan postur Angkatan Darat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan Angkatan Darat, melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.
Seperti kita ketahui Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau. Hal ini mendorong adanya penyesuaian antara taktik dan strategi pertahanan yang digunakan berkaitan dengan modernisasi alutsista yang dimiliki maupun aspek ancaman yang dapat timbul dari wilayah darat, laut maupun udara.  Bagi Satuan-satuan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia perlu menyesuaikan antara organisasi dan taktik strategi yang digunakan serta kemampuan satuan itu sendiri bila disesuaikan dengan jenis ancaman yang timbul dan tipologi wilayah dimana satuan tersebut berada.
Kuat dan lemahnya kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) angkatan bersenjatanya. Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara, menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Superpower Amerika Serikat di dunia selain didukung oleh kekuatan ekonominya selama bertahun-tahun pasca Perang Dunia II, tentunya didukung pula oleh kemampuan alutsista militernya.
Keberadaaan alutsista dalam sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk melindungi wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Alutsista bahkan bisa berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Sebuah lembaga yang meneliti kekuatan militer negara di dunia, Global Firepower menempatkan kekuatan militer Indonesia berada pada posisi ke-19 dunia pada tahun 2015.[1]
Adapun beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, adalah untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan. Pertimbangan strategis lain adalah merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer dan realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.
Memang kondisi pertahanan suatu negara tentu saja, salah satunya, bisa dilihat dari kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) angakatan bersenjatanya. Semakin kuat, canggih, modern, efektif dan efisien alutsista suatu negara, menunjukan semakin kuat pula pertahanannya. Dengan kata lain, pertama dampak dengan semakin modernisasi alusista TNI yaitu semakin kuatnya peralatan dan kekuatan militer Indonesia. Namun, harus diimbangi pula dengan SDM yang berkualitas serta regulasi yang tepat untuk mengaturnya. Kedua, kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman (milter dan non militer) akan terjaga dan terlindungi. Alutsista sebuah negara berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara, untuk melindungi wilayah negara diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Ketiga, alutsista bahkan bisa berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Modernisasi alutsista dapat menaikkan posisi dan peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan Internasional.

Namun jika tidak dibarengi dengan peningkatan kemampuan teknik dari personel yang mengawakinya serta peningkatan kemampuan taktik kecabangan maka semodern apapun alutsista yang dimiliki akan menjadi lemah dan tidak berguna. Tidak dapat dipungkiri kita patut bangga karena di mata dunia Tentara Nasional Indonesia, bukanlah tentara biasa jika pemenuhan alutsista yang berteknologi terkini dapat dimiliki baik secara mutu dan jumlah lalu ditambah dengan kemampuan spartan yang dimiliki prajurit TNI maka layaklah disebut pengawal republik kita bukan tentara biasa.
Kita patut bangga TNI telah memenuhi kesempurnaannya sebagai tentara yang militan, patriotik, dan penuh semangat karena kurikulum latihannya seperti itu. Jadi dampak dari semua jenis latihan yang dilakukan itu pada dasarnya ingin menjelaskan bahwa tentara kita selalu bersemangat dalam setiap penugasan baik untuk operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Namun perang modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi lebih pada dukungan kekuatan alutsista berteknologi. Jadi sangat lucu kalau ada pernyataan “yang penting semangat” lalu mengabaikan pemenuhan kebutuhan alutsista. Perang abad 21 dan seterusnya tidak lagi mengajarkan gelut antar tentara atau adu jotos antar tentara atau adu pedang antar pasukan.  Cukup pencet tombol lalu meledaklah berbagai amunisi mulai dari peluru kendali, bom dan artileri dari jarak jauh. 
Demikian juga dengan salah satu komponen pertempuran TNI AD, yaitu satuan Lintas Udara (Linud) yang secara organisasi berada dibawah Kostrad. Sama halnya dengan satuan-satuan Linud (Airborne) lain di dunia, satuan Linud kita sampai dengan saat ini juga masih menjadi pilihan utama dalam rangka menyelesaikan berbagai tugas, pertempuran maupun tugas kemanusiaan. Dari operasi lawan insurjensi sampai dengan operasi pengamanan perbatasan darat RI; dari operasi penanggulangan terhadap bencana alam, sampai dengan operasi pemeliharaan perdamaian dunia. Ini semua menjadi bagian dari spektrum penugasan satuan Linud. Karakteristik satuan Linud adalah satuan tempur yang dapat dikerahkan secara cepat untuk mencapai lokasi-lokasi yang jauh dan sulit untuk ditempuh satuan-satuan manuver darat lainnya. (Bujuklap Linud 2005). Hal ini dimungkinkan karena memang satuan Linud dilatih dan dilengkapi untuk melaksanakan pemindahan pasukan melalui udara serta penerjunan dan atau pendaratan dalam jumlah yang besar.
Menyikapi hal ini maka dalam rangka kesiapan operasional satuan Brigif Linud dalam mendukung tugas pokok dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi maka dituntut setiap prajurit lintas udara perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi setiap tugas yang diberikan, maka jargon bersama Tuhan menyerbu dari langit, di kembangkan dengan pengoperasian paramotor sebagai sarana pencapaian tugas pokok satuan di basis maupun di daerah operasi.  Penggunaan paramotor sangat cocok digunakan untuk mendukung tugas satuan lintas udara, antara lain untuk evakuasi SAR, pemotretan udara, mendorong bantuan logistik dan bisa digunakan untuk latihan terjun free fall.
Paramotor adalah  pengembangan dari paralayang, sederhananya adalah paramotor tidak jauh berbeda dengan paralayang hanya saja menggunakan motor atau mesin dan dilengkapi baling-baling. Bahkan menggunakan bahan bakar yaitu bensin yang dapat membuat durasi terbang bisa lebih lama dan tinggi. Jika Anda terbang selama satu jam misalnya, dan menggunakan mesin 125 cc, dibutuhkan bensin sebanyak 3 liter. Kemudian untuk take off pun tidak memerlukan tempat dari ketinggian ataupun landai hanya saja dibutuhkan tekanan angin yang cukup. Dalam perkembangannya ada dua macam metode yang digunakan untuk take off yaitu foot launch dan wheel launch, dimana wheel launch digunakan untuk paramotor yang menggunakan roda dan tempat duduk.
Pengembangan penggunaan paramotor dirasa sangat potensial dalam mendukung tugas pokok satuan lintas udara karena bentuk paramotor yang ringan dengan akselerasi dan kemampuan terbang yang baik jika dioptimalkan bukan tidak mungkin akan dapat mendukung tugas pokok yang diembannya di matra darat. Namun minimnya jumlah unit mesin paramotor dan parasut paramotor maupun kondisi material pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan.
Selain itu kemampuan teknik maupun taktik dari para personel awak dari satuan juga perlu ditingkatkan dalam mengoperasionalkan, kesiapan personel ini meliputi kemampuan teknik dan taktis penggunaannya serta tata cara pemeliharaannya sehingga dapat digunakan secara optimal. Peningkatan kemampuan SDM yang ada di tiap satuan menjadi hal yang sangat mutlak dilakukan karena hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan materiil yang akan diawaki oleh personel tersebut. Peningkatan SDM dilakukan dengan pengiriman personel ke luar negeri maupun dengan melakukan penataran dan kursus-kursus yang menyangkut tentang penguasaan materiil yang menggunakan high technologi  di bidang penguasaan paramotor ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat tidak sedikit kecelakaan yang terjadi akibat kurang menguasai alat yang diawaki personel. Terkait dengan latar permasalahan yang ada maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
2.   Permasalahan
            Sebagai Komponen Utama pertahanan negara personel Lintas udara terkait modernisasi di bidang Alutsista seperti penggunaan paramotor sebagai penunjang tugasnya maka sumber daya manusia TNI disiapkan dengan memenuhi kecukupan jumlah personel setiap matra yang diwujudkan dalam kondisi terdidik dan terlatih dengan baik. Indikator personel yang terdidik dan terlatih dengan baik adalah memiliki penguasaan lapangan yang tinggi, memiliki penguasaan operasional dan perawatan peralatan perang modern, penguasaan terhadap doktrin dan didukung organisasi TNI yang solid namun fleksibel dalam menghadapi perubahan. Sehingga untuk mewujudkan sistem dan metode yang efektif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi alutsista khususnya penggunaan paramotor secara maksimal, serta penggunaan sumber daya sesuai peruntukannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.   Bagaimana Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
3.   Maksud dan Tujuan.
a.   Maksud.   Karya Tulis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
b.   Tujuan.  Sebagai bahan masukan bagi Komando Atas maupun komandan satuan agar  dapat diefektifkan lagi masalah Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang
4.   Ruang Lingkup.  Ruang lingkup penulisan ini dibatasi permasalahan mengenai Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang dengan tata urut sebagai berikut :
a.   Pendahuluan.
b.   Latar belakang pemikiran.
c.   Pembahasan
d.   Penutup
5.   Metode dan Pendekatan.  Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif dan pendekatan studi kepustakaan.          
a.   Studi kepustakaan  menghubungkan dengan teori-teori yang ada di buku dikaitkan dengan permasalahan saat ini.
b.   Metode deskriptif   Metode atau cara yang digunakan oleh penulis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan, Metode Pendekatan Deskriptif Analisis yaitu metode peristiwa kemudian dianalisa yang akhirnya dapat menghasilkan suatu kesimpulan.


BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN

6.   Umum. UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 menjelaskan bahwa tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan dari segala ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Meningkatnya kemampuan pertahanan negara ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kesiapan alutsista, diantaranya adalah penggunaan  paramotor yang digunakan satuan lintas udara dalam menunjang tugas pokoknya.

7.   Sekilas Tentang Paramotor
      Paramotor adalah paralayang diberi tambahan motor propeler sehingga pilot bisa melakukan terbang (take off) tanpa harus melakukan lompatan (jumping) dari ketinggian, sebenarnya Paramotor adalah olah raga yang memadukan petualangan dan wisata. Tentunya dibutuhkan keberanian yang tinggi untuk menekuni olah raga ini. Di samping itu dibutuhkan skill untuk mengendalikan parasut serta mesin atau motor yang berfungsi sebagai alat bantu menjelajah.
      Paramotor memiliki komponen yang terdiri dari mesin dua tak, baling-baling, tempat duduk dan parasut serta ada beberapa kapasitas mulai dari 125 cc, 200 cc hingga 300 cc. Menghidupkan paramotor sama halnya seperti menyalakan sepeda motor dan kompresor, yaitu dengan starter atau engkol. Berat kosong mulai dari 25 hingga 30 kg. Setelah mesin dirangkai dengan komponen lainnya, paramotor yang sudah dinyalakan ditempel di punggung.
Teknisnya ketika akan take off, harus menekan tuas (handle) gas yang ada di tangan. Tujuannya untuk memancing agar baling-baling bertambah cepat yang kemudian membantu mengembangkan parasut. Lalu setelah berada di angkasa, putaran baling-baling berfungsi menentukan kecepatan. Layaknya seperti terjun parasut, tangan juga bertugas mengatur keseimbangan dan mengendalikan parasut. Tantangannya adalah ketika mesin mati, janganlah panik. Kendalikan parasut hingga menemukan tempat landing yang tepat.[2]
      Manfaat paralayang dan paramotor bagi prajurit dapat digunakan sebagai sarana mobilisasi, infiltrasi, pendistribusian logistik, pengambilan foto udara, pengintaian udara, observasi wilayah, pencarian personil atau materiil atau bahkan pembebasan tawanan melalui udara, Selain itu di bidang olahraga juga dapat digunakan sebagai pemicu prestasi prajurit untuk menjadi atlit-atlit paralayang dan paramotor yang dapat membawa nama baik satuan maupun bangsa dan negara.
               


BAB III
PEMBAHASAN


8.   Peningkatan Kemampuan Teknik dan Taktis Personel
            Dalam menghadapi tantangan global dalam bidang pertahanan ke depan khususnya dengan makin modernnya alutsista ini perlu kiranya dipahami arti dari Profesionalisme Militer adalah militer yang mempunyai pengetahuan, pendidikan, kemampuan, ketrampilan serta tanggung jawab di bidang pertahanan dan keamanan negara dari ancaman luar dan dalam negeri.  Sehingga untuk dapat mewujudkan profesionalisme seperti yang dimaksud maka dibutuhkan seorang prajurit yang memiliki daya tempur yang handal, menguasai teknologi akibat modernisasi alutsista baik dari sisi peranti keras dan lunak sesuai dengan keahlian yang disandangnya serta ditunjang dengan daya nalar / pikir yang baik sehingga mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu sudah selayaknya menyangkut Peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan penggunaan alutsista yang semakin modern ini mulai dilakukan pembenahan-pembenahan dan bentuk pembenahan ini akan lebih mudah jika dimulai dari pembenahan personelnya, karena pada dasarnya personel-lah yang menggerakkan organisasi.
      Terkait dengan penggunaan paramotor guna menunjang tugas satuan lintas udara ini Dalam Menghadapi  Tantangan Global maka diperlukan peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan penggunaan paramotor sebagai alutsista langkah yang dilakukan adalah:
Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD
      Pembentukan Profesionalisme prajurit khususnya dalam pembinaan di bidang penggunaan paramotor sebagai sarana penunjang tugas pokok ini dapat dibentuk melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada mulai Introductory Student Pilot Course, Extended Course hingga, Pilot-Rating 1 (PL-1) Course selanjutnya di lakukan pembinaan di satuan dan diaplikasikan.
      Di bidang latihan dengan mengadakan latihan Paramotor yang memuat beberapa materi pengetahuan tentang air law ( hukum udara), weather for paragliding, pengenalan peralatan dan perlengkapan paralayang/paramotor serta materi ketrampilan seperti; ground training paralayang dan paramotor, alphine launch, reverse launch, terbang tandem flight, first jump paralayang/paramotor, terbang hutan gununguntuk paralayang dan terbang di udara untuk paramotor.

Peranan Dansat dalam meningkatkan kemampuan personel
      Peran komandan satuan dalam peningkatan kemampuan SDM yang ada di satuan menjadi hal yang sangat mutlak dilakukan karena hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang akan diawaki oleh personel tersebut. Peningkatan SDM yang ada disatuan bisa dilakukan dengan kebijakan dansat untuk mengusulkan pengiriman personel ke luar negeri maupun dengan melakukan penataran dan kursus-kursus yang menyangkut tentang penguasaan materiil yang menggunakan high technologi. Dalam peningkatan kemampuan SDM dapat juga dilakukan dengan mengikut sertakan personel kita dalam latihan brigade gabungan sehingga kita nantinya akan dapat merasakan bagaimana suasana latihan dalam memberikan dukungan tersebut.
Menghadapi tantangan tugas kedepan terkait dengan makin modernnya alutsista khususnya dalam penggunaan paramotor sebagai penunjang dalam menghadapi tugas personel lintas udara di masa depan maka peningkatan sumberdaya manusia (SDM) prajurit di satuan merupakan sub sistem dari aspek pembinaan satuan yang menjadi tanggung jawab pemimpin untuk membina dan meningkatkan kualitas kemampuan prajuritnya bagi peningkatan kemampuan tempur satuan.  Sebagai seorang pemimpin para komandan satuan dituntut agar dapat berperan sebagai seorang komandan, pelatih, guru, pembina, dan rekan seperjuangan yang mempunyai kepedulian terhadap kemajuan kemampuan prajuritnya.
      Terkait dengan tugas untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit di satuannya sehingga nantinya dapat memaksimalkan penggunaan paramotor terkait adanya alutsista yang semakin canggih maka komandan satuan mempunyai peranan penting yang diantaranya adalah:
a. Komandan harus berpendirian teguh,tegas dan bertanggung jawab, memiliki kualitas moral yang baik, keterampilan dan kemampuan mengambil keputusan  serta memberi perintah,bijaksana dalam menggunakan wewenangnya serta senantiasa memelihara kemampuan anak buahnya dengan baik. Sehingga prajurit akan selalu bersemangat untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengoperasikan alutsista khususnya penggunaan paramotor guna menunjang tugas pokoknya.
b. Komandan harus bisa berperan Sebagai guru yang harus selalu memelihara dan meningkatkan pengetahuan bawahannya sesuai dengan perkembangan dan pelaksanaan tugas yang dibebannya,memiliki kemampuan,kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih serta tulus dalam memberikan bantuan guna mencapai keberhasilan dan kemajuan anggota dan satuannya.
c.   Komandan sebagai seorang pembina harus menguasai fungsi-fungsi pembinaan serta senantiasa berusaha meningkatkan hasil guna dan daya guna untuk pencapaian tujuan. Disamping itu harus memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam rangka memajukan satuan serta lingkungannya sehingga mampu membawa kesejahteraan bagi anggotanya. Hakekat pembinaan merupakan suatu proses mulai dari pemberian bimbingan, pengaturan dan pengendalian dan pengawasan.
      Wujud kepedulian para komandan satuan dalam mempersiapkan anggota menghadapi kondisi alutsista yang semakin modern ini adalah  melalui penyelenggaraan pembinaan dalam bentuk mengirim anggota ke kegiatan berupa kursus atau pelatihan menyangkut alutsista yang akan diawakinya hal ini diharapkan akan dapat meminimalisir kesalahan dalam pengoperasian sehingga pada masa mendatang satuan akan memiliki prajurit yang handal dan cakap serta mampu bertempur secara efektif dan efisien di masa mendatang.

9. Peningkatan pengadaan Alutsista.
               Masih terbatasnya secara kuantitas maupun kualitas kemampuan peralatan pertahanan, khususnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI menjadikan kemampuan pertahanan negara belum mampu secara optimal menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang memadainya kondisi dan jumlah alutsista, sarana dan prasarana, serta masih kemampuan anggota TNI merupakan permasalahan yang selalu dihadapi dalam upaya meningkatkan profesionalisme TNI. Meskipun belum memenuhi kebutuhan minimal, namun upaya peningkatan kemampuan pertahanan melalui kebijakan, strategi, dan perencanaan pertahanan telah mengarah kepada pembentukan minimum essential force.
     Makin Modernnya Alutsista perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur serta ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah pengadaan paramotor itu sendiri, hal-hal yang menonjol dalam hal ini bahwa saat ini satuan belum memiliki mesin paramotor, trike launch , parasut paramotor , parasut paralayang,  dan kondisi material pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan. Namun sebagai awal dapat diatasi dengan melaksanakan peminjaman parasut paralayang dan parasut serta mesin paramotor kepada instansi lain maupun perorangan yang memiliki mesin atau parasut paramotor dan paralayang.
Mengoptimalkan peran industri pertahanan nasional
               Menghadapi kondisi tersebut, kebijakan pemerintah untuk meningkatkan peran industri pertahanan nasional dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang dimiliki. Pemanfaatan produk-produk peralatan militer dalam negeri secara optimal akan semakin meningkatkan kualitas riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas produk-produk militer dalam negeri terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok di bidang pertahanan.






BAB IV
PENUTUP

13.    Kesimpulan.  Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan dalam Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang diantaranya adalah:
a. Terkait dengan penggunaan paramotor guna menunjang tugas satuan lintas udara ini Dalam  Menghadapi  Tantangan Global maka diperlukan peningkatan kemampuan teknik dan taktik dalam memaksimalkan penggunaan paramotor sebagai alutsista langkah yang dilakukan adalah Peningkatan pendidikan dan Latihan Personel TNI AD dan Dansat dalam meningkatkan kemampuan personel dengan jalan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit dihadapkan dengan alutsista terbaru sehingga dapat bertempur secara efektif dan efisien di masa mendatang dengan jalan mengirim anggota ke kegiatan berupa kursus atau pelatihan menyangkut alutsista yang akan diawakinya hal ini diharapkan akan dapat meminimalisir kesalahan dalam pengoperasian sehingga pada masa mendatang satuan akan memiliki prajurit yang handal dan cakap serta mampu bertempur secara efektif dan efisien di masa mendatang.
b.   Makin Modernnya Alutsista perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur serta ketersediaan alutsista dalam hal ini adalah pengadaan paramotor itu sendiri, hal-hal yang menonjol dalam hal ini bahwa saat ini satuan belum memiliki mesin paramotor, trike launch , parasut paramotor , parasut paralayang,  dan kondisi material pendukung paramotor ini masih kurang untuk mendukung perkembangan paramotor di satuan
c. Adanya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan peran industri pertahanan nasional dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI merupakan langkah yang tepat pada masih minimnya material paramotor yang dimiliki. Pemanfaatan produk-produk peralatan militer dalam negeri secara optimal akan semakin meningkatkan kualitas riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas produk-produk militer dalam negeri terutama di bidang pengadaan paramotor guna menunjang tugas pokok di bidang pertahanan.

10.    Saran. Guna Peningkatan Kemampuan Teknik Dan Taktik Personel Lintas Udara Menggunakan Paramotor Guna Menghadapi Tantangan Tugas Di Masa Mendatang maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
a. Hendaknya dikembangkan berbagai model pendidikan maupun pembinaan latihan dengan lembaga lain yang terkait dengan pengoperasian paramotor, guna membiasakan kerjasama dan koordinasi agar personel lintas udara dapat meningkatkan kualitas latihan.
b.   Perang modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi lebih pada dukungan kekuatan alutsista berteknologi khususnya pada material paramotor harus di wujudkan sehingga Indonesia akan semakin disegani.
c. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kesejahteraan personil pengawak alutsista harus diperhatikan, hal ini dirasa sangat perlu karena tingginya semangat dari para personil ini sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kesejahteraan yang diterimanya, maka dari itu hendaknya pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan para personel TNI AD secara nyata bukan hanya dalam bentuk lips service saja.


Malang, 17 Agustus 2015

DIAN NUR HUDA, S.S.T.HAN., S.IP., S.SOS
LETNAN SATU INF. NRP. 11110011270589






Tidak ada komentar:

Posting Komentar